Drilling Expert itu Berkebun Manggis
Drilling Expert itu Berkebun Manggis
“Aku sudah bekerja 31 tahun lebih sebagai Drilling Engineer di dunia Migas. Saya sudah ditempatkan di proyek yang vital dan beresiko besar. Jadi saya sudah terbiasa dengan kerja keras dan stress yang tinggi. Lalu, ketika pensiun, bagaimana menjaga ritme itu ? Ga bisa lah, dari full activities menjadi santai saja. Itu akan beresiko kepada kesehatan mental dan fisik. Maka, saya melewatinya dengan berkebun. Sebagai soft landingnya sudah nanam pohon manggis sejak 2009 dimana 50% sudah berbuah sejak 3 tahun lalu, dan 50% masih berusia 3 tahun, serta 240 pohon ditanam dimasa covid-19”.
Demikian pengakuan Alfi Rusin, rekan sekolega di Pertamina, yang akan pensiun di akhir Oktober. Ini terucap saat komunitas MB (Minang Bandung) pecinta jalan-jalan, penghirup udara segar dan melihat hal2 baru di Kebon Manggisnya di Wanayasa, Subang Jabar pada 5 Oktober lalu.
Pensiun ? Apakah menjadi kata yang menakutkan bagi sebagian orang yang biasa kerja kantoran ? Mungkin iya dan tidak. Pada kurva ke dua ini tergantung tujuan hidup setiap orang. Ada yang sudah ingin ibadah saja, beternak Teri (ngantar anak isteri), ngemong cucu dan yang nyantai lainnya. Kali2 sudah financial freedom. Enjoy your life. Tapi ada juga yang melanjut karir sebagai Konsultan, Lecturer, kerja paro waktu atau yang Alfi lakukan itu. Walau ngejar uang bukan tujuan yang utama. Yang penting punya kesibukan. Ingat teorinya Cashflow Quadrant Robert Kiyosaki yang terdiri dari E (Employee), B (Business Owner), S (Self Employed) dan I (Investor). Anda ada dimana ?
Menjaga keseimbangan saat aktif dengan saat Merdeka memang perlu dijaga. Banyak pakar Psikologi menyuarakan itu. Bahkan saat pembekalan mau pensiun sudah diwanti2 oleh para Coach. Agar tidak kaget. Pendapatan bulanan sudah tidak ada, biasa di hormati atau dilayani udah ga ada hingga post power syndrome. Maka, ga tahu apa yang mau dikerjakan. Mau berbisnis, mungkin ga bakat. Mau kerja lagi, ga mungkin bersaing dengan yang lebih muda.
Bertani, berkebun atau beternak bisa menjadi pilihan. Mau skala kecil, menengah atau besar sekalian. Melihat ka nan jadi. Kalau kita googling banyak kisah yang berhasil kok, asal tekun dan mau terjun sendiri. Walau tidak punya pengalaman, tapi dengan bantuan Youtube semuanya bisa dipelajari
Alfi contohnya, bagaimana mengolah tanah menjadi lebih subur dengan bantuan teknologi nano. Tanah di garuk , dibuat biopori, diisi dengan arang, pupuk organik dll. Kesuburan tanah bisa ditingkatkan. Semula tidak cocok untuk tanaman manggis, akhirnya Alfi bisa tersenyum melihat bunga manggis nongol. Alam takambang manjadi guru.
Alfi masih nunggu 5 tahun lagi agar pohon manggis berbuah. Baik yang di Wanayasa maupun yang Kayu Tanam. Butuh enduren, konsistensi, manajemen perkebunan, kesehatan fisik dan rupiah. Masa produktif pohon manggis hingga 250 tahun. Salamaik Alfi.
Qadarullah, pada saat bersamaan ada penawaran 12 Ha lahan di Piladang Payakumbuh yang langsung diminati oleh 24 orang Investor. Infonya cocok juga untuk berkebun atau tempat tinggal dengan Rumah Kayunya. Bahkan sudah di branding dengan sebutan Kebun Agro/Wisata Warga Minang Bandung (KA-WMB). Alfi telah menginspirasi anggota MB lainnya untuk berkebon.
Wanayasa, 5 Oktober 2021
Redesmon Munir
Anggota YMBI
*) Tulisan ini pendapat pribadi